Tak terasa waktu telah berlalu begitu cepat, kini kita telah tiba di penghujung tahun 2007. Sebentar lagi kita segera memasuki tahun baru 2008. Tentu banyak hal yang sudah kita lakukan selama satu tahun lalu. Mulai dari hal-hal yang membawa pengaruh kecil hingga hal-hal yang membawa pengaruh besar dalam kehidupan kita. Tentu setiap orang selalu menginginkan masa depan yang selalu lebih baik dari hari ini. Namun dalam pelaksanaannya, tidaklah selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Secara sengaja atau tidak, kadang kita ternyata sebaliknya. Tidak seperti yang kita inginkan, kita menjadi lebih buruk dari pada masa-masa sebelumnya.
Saat ini (penghujung tahun 2007) merupakan saat yang tepat bagi kita untuk menyusun langkah-langkah apa saja yang akan kita ambil dalam menyongsong tahun depan. Karena ada yang mengatakan bahwa Today is Your Future. Memang sekarang adalah masa yang sangat menentukan masa depan kita besok. Jika saat ini kita salah mengambil langkah (salah berencana) itu artinya kita sama dengan merencanakan kegagalan. Maka sudah selayaknya kalau kita sekarang menyusun resolusi yang tepat untuk menyongsong satu tahun kedepan.
Masa yang lalu merupakan guru (pemandu) bagi kita untuk menyongsong satu tahun kedepan. Selama satu tahun yang lalu, tentu kita banyak menerima banyak pengalaman.
Pengalaman yang menyenangkan maupun yang menyakitkan, semua itu pasti mengandung banyak pelajaran didalamnya. Dari sanalah kita belajar agar semua hal yang buruk tidak akan terjadi lagi dan segala hal yang baik agar bisa menjadi lebih baik lagi. Bukankah pengalaman adalah guru yang terbaik bagi kita? Saya yakin bahwa semua orang tahu akan hal itu. Sudah selayaknya kalau kita menggunakannya sebagai pemandu kita untuk menyusun resolusi satu tahun kedepan.
Masa depan adalah tempat yang didalamnya tersimpan banyak mimpi kita. Diantara kita pasti memimpikan sesuatu yang indah tentunya. Namun satu hal yang menjadi pertanyaan kita bersama, bagaimana kita merealisasikan mimpi kita itu? Karena tidak jarang orang yang gagal meraih impiannya. Momen ini adalah masa penggapaian mimpi kita, jika kita belum bisa menggapainya maka kita kumpulkan segala skill yang kita butuhkan untuk meraih impian kita itu mulai saat ini.
Tahun baru, Harapan baru, Semangat baru, tentunya dengan Motivasi yang baru pula.
Selamat jalan, semoga sukses meraih mimpimu.
Wednesday, December 26, 2007
Saturday, December 8, 2007
Jangan Pandang Sebelah Mata
Masalah pasti datang silih berganti dalam hidup ini. Tentu setiap orang akan memandang suatu permasalahan dengan gayanya sendiri-sendiri. Suatu masalah itu akan bisa berubah menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat bagi yang bersangkutan maupun orang sekitarnya. Tapi bisa juga sebaliknya, suatu masalah itu akan bisa menjadi sesuatu yang menjerumuskan apabila kita memandangnya dengan cara yang salah.
Yang sangat ditakutkan apabila kita memandang suatu permasalahan itu secara sebelah mata. Kita memandang masalah itu hanya dari satu sisi saja. Kita tidak memandang suatu permasalahan itu pada sisi yang lainnya. Kita tidak bisa menilai sisi positifnya saja, tapi sisi negatif dari masalah tersebut juga patut kita pertimbangkan. Penilaian masalah yang hanya dari satu sisi saja, tidak jarang menimbulkan kesalahpahaman. Tentu sebuah keadaaan yang sangat tidak kita ingikan bukan?
Dalam keseharian kita, sering kita jumpai hal-hal seperti ini. Sebagai seorang pelajar yang masih duduk di bangku SMA, saya sering melihat sikap seorang pengajar yang demikian. Tatkala ada seorang siswa yang mengatakan ‘saya paham’, ‘saya bisa’, ‘saya mengerti’, dsb. Biasanya hal itu diartikan bahwa perkataan itu merupakan jawaban dari seluruh siswa yang ada dalam kelas itu, meskipun hanya satu atau beberapa anak saja yang berkata demikian. Tidakkah disadari, bagaimana dengan keadaan siswa yang lain. Karena tidak semua siswa bisa dengan mudah mengerti dengan apa yang telah dia terangkan.
Seharusnya tidaklah demikian. Memang kita ketahui bersama bahwa sistem pendidkan kita menuntut siswa untuk mandiri. Tapi ilmu yang kita dapatkan dari seorang pengajar sangatlah berbeda dengan kita baca sendiri dari buku. Jika kita hanya membaca dari buku, tidaklah sepaham ketika kita diterangkan oleh pengajar kita. Jadi, meskipun keadaan kita seperti ini peran pengajar sangat tetap diperlukan.
Diluar masalah sekolah hal-hal yang seperti ini juga tak jarang kita jumpai. Yang pada akhirnya apabila suatu permasalahan yang terjadi pada seseorang apabila disikapi dengan sebelah mata, juga bisa berakibat fatal. Bahkan bisa menjadi fitnah bagi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, tidak ada hal yang yang harus kita lakukan kecuali membenahi cara kita dalam memandang suatu masalah. Kita sudah sepantasnya untuk melihat suatu permasalah dengan lebih cermat, serta berhati-hati dalam mengambil kesimpulan dari suatu permasalahan yang ada.
Yang sangat ditakutkan apabila kita memandang suatu permasalahan itu secara sebelah mata. Kita memandang masalah itu hanya dari satu sisi saja. Kita tidak memandang suatu permasalahan itu pada sisi yang lainnya. Kita tidak bisa menilai sisi positifnya saja, tapi sisi negatif dari masalah tersebut juga patut kita pertimbangkan. Penilaian masalah yang hanya dari satu sisi saja, tidak jarang menimbulkan kesalahpahaman. Tentu sebuah keadaaan yang sangat tidak kita ingikan bukan?
Dalam keseharian kita, sering kita jumpai hal-hal seperti ini. Sebagai seorang pelajar yang masih duduk di bangku SMA, saya sering melihat sikap seorang pengajar yang demikian. Tatkala ada seorang siswa yang mengatakan ‘saya paham’, ‘saya bisa’, ‘saya mengerti’, dsb. Biasanya hal itu diartikan bahwa perkataan itu merupakan jawaban dari seluruh siswa yang ada dalam kelas itu, meskipun hanya satu atau beberapa anak saja yang berkata demikian. Tidakkah disadari, bagaimana dengan keadaan siswa yang lain. Karena tidak semua siswa bisa dengan mudah mengerti dengan apa yang telah dia terangkan.
Seharusnya tidaklah demikian. Memang kita ketahui bersama bahwa sistem pendidkan kita menuntut siswa untuk mandiri. Tapi ilmu yang kita dapatkan dari seorang pengajar sangatlah berbeda dengan kita baca sendiri dari buku. Jika kita hanya membaca dari buku, tidaklah sepaham ketika kita diterangkan oleh pengajar kita. Jadi, meskipun keadaan kita seperti ini peran pengajar sangat tetap diperlukan.
Diluar masalah sekolah hal-hal yang seperti ini juga tak jarang kita jumpai. Yang pada akhirnya apabila suatu permasalahan yang terjadi pada seseorang apabila disikapi dengan sebelah mata, juga bisa berakibat fatal. Bahkan bisa menjadi fitnah bagi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, tidak ada hal yang yang harus kita lakukan kecuali membenahi cara kita dalam memandang suatu masalah. Kita sudah sepantasnya untuk melihat suatu permasalah dengan lebih cermat, serta berhati-hati dalam mengambil kesimpulan dari suatu permasalahan yang ada.
Subscribe to:
Posts (Atom)